Pengertian Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan Majemuk adalah kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai budaya (anak yang bisa menghasilkan sesuatu dan bisa dinikmati
dalam kehidupan manusia). Secara umum kecerdasan ini diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak dan berperilaku sesuai
dengan apa yang dihadapi.[1]
Menurut Gardner[2], manusia itu, siapa saja--kecuali cacat atau punya kelainan otak—sedikitnya memiliki 8 atau 9 kecerdasan. Kecerdasan manusia saat ini tidak
hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau
menggunakan bahasa. Ada banyak kecerdasan yang dapat diidentifikasi di
dalam diri manusia. Berikut ini 9 macam kecerdasan yaitu:
Kecerdasan linguistik
adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik untuk
memengaruhi maupun memanipulasi. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan
linguistik bermanfaat untuk: berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis.
Kecerdasan logis- matematis yaitu melibatkan ketrampilan mengolah angka atau
kemahiran mengunakan logika atau akal sehat. Dalam kehidupan
sehari-hari bermanfaat untuk : menganalisa laporan keuangan, memahami
perhitungan utang nasional, atau mencerna laporan sebuah penelitian.
Kecerdasan visual dan spasial
yaitu melibatkan kemampuan seseorang untuk memisualisaikan gambar di
dalam kepala (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua atau
tiga dimensi. Kecerdasan ini sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, misalnya: saat menghias rumah atau merancang taman, menggambar atau melukis, menikmati karya seni.
Kecerdasan musik yaitu melibatkan kemampuan menyanyikan lagu, mengingat melodi musik, memunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik. Manfaat dari kecerdasan ini dapat dirasakan dalam banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: saat menyanyi, memainkan alat musik, menikmati musik di TV/ Radio.
Kecerdasan interpersonal
yaitu melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang
lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal misalnya: kemampuan
berempati, kemampuan memanipulasi, kemampuan “membaca orang”, kemampuan
berteman.
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui “siapa diri saya sebenarnya”,
untuk mengetahui “apa kekuatan dan kelemahan saya”. Ini juga merupakan
kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk
memercayai diri sendiri.
Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan seluruh tubuh dan juga kecerdasan tangan. Dalam dunia sehari-hari kecerdasan ini sangat dibutuhkan, misalnya: membuka tutup botol, memasang lampu di rumah, memerbaiki mobil, olah raga, dan berdansa.
Kecerdasan naturalis yaitu melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan itu sangat dibutuhkan untuk : berkebun, berkemah, atau melakukan proyek ekologi.
Kecerdasan Eksistensial
adalah kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab
persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan manusia, misal sering
muncul pertanyaan dalam diri sendiri mengapa aku ada, apa makna dari
hidupku ini, bagaimana seseoramg bisa mencapai tujuan hidup yang
sejati, mengapa seseorang harus mati, bila sudah mati ke mana.[3]
Ciri-Ciri Kecerdasan Majemuk[4]
1. Kecerdasan linguistik
Seorang anak yang memunyai kecerdasan linguistik memiliki kepribadian yaitu peka terhadap bahasa, dapat berbicara dengan teratur dan sistematis, memiliki penalaran yang tinggi. Disamping itu juga mampu mendengarkan, membaca dan menulis, lancar dalam mengucapkan kata-kata dan suka bermain kata-kata serta memiliki ingatan perbendaharaan kata yang kuat.
2. Kecerdasan logis- matematis
Anak yang memunyai kecerdasan logis matematis memiliki ciri-ciri kepribadian yaitu anak suka berpikir abstrak dan suka akan keakuratan, menikmati tugas hitung-menghitung. Memecahkan soal-soal dan computer dan suka melakukan penelitian dengan cara logis, catatan tersusun rapi dan sistematis.
3. Kecerdasan visual dan spasial
Ciri kepribadian yang menonjol dalam diri anak yang memiliki kemampuan visual-spasial adalah anak dapat berpikir
dengan menciptakan sketsa atau sambar, mudah sekali membaca peta dan
diagram, mudah ingat bila melihat gambar, memiliki cita warna tinggi dan mampu menggunakan semua panca indra untuk melukiskan sesuatu.
4. Kecerdasan musik
Beberapa sifat yang nampak dalam diri seorang anak yang memiliki kecerdasan musik adalah anak peka terhadap nada, irama dan warna suara. Peka terhadap nuansa emosi suatu musik dan peka terhadap gubahan musik yang bervariasi dan biasanya sangat spiritual.
5. Kecerdasan interpersonal
Sifat-sifat yang menonjol dalam diri orang anak yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah anak ahli dalam berunding, pintar bergaul dan mampu membaca niat orang lain serta menikmati saat-saat bersama orang lain. Memiliki
banyak teman, pintar berkomunikasi, suka dengan kegiatan kelompok,
gemar bekerja sama dan menjadi mediator serta pandai membaca situasi.
6. Kecerdasan intrapersonal
Sifat-sifat yang dimiliki oleh anak yang memunyai kecerdasan intrapersonal adalah anak
peka terhadap nilai-nilai yang dimiliki, sangat memahami diri, sadar
betul emosi dirinya, peka terhadap tujuan hidupnya, mampu mengembangkan
kepribadiannya, bisa memotivasi diri sendiri, sangat sadar akan
kekuatan dan kelemahanannya.
7. Kecerdasan kinestetik
Ciri-ciri kepribadian anak dengan kecerdasan kinestetik adalah anak dapat bersikap rileks, suka olah raga fisik dan suka menyentuh. Anak ahli bermain peran, belajar dengan bergerak-gerak dan berperan serta dalam proses belajar. Selain itu anak juga sangat peka dengan kondisi lingkungan fisik, gerak-gerik tubuh terlatih dan terkendali dan suka bermain dengan sesuatu benda sambil mendengarkan orang lain berbicara dan sangat berminat dengan bidang mekanik.
8. Kecerdasan naturalis
Sifat-sifat yang dimiliki anak dengan kecerdasan naturalis adalah anak suka dengan alam sekitar, lebih senang berada di alam terbuka daripada di ruangan dan suka berpetualang menjelajah hutan. Anak bisa
marah besar jika ada orang membantai binatang langka, merusak dan
membakar hutan, mencemari laut dan sungai sehingga menimbulkan kematian
flora dan fauna serta lebih suka mengkonsumsi obat dan jamu trasional daripada pabrik. Anak juga lebih senang menggunakan bahan yang alami dan tidak menimbulkan polusi lingkungan.
9. Kecerdasan Eksistensial
Sifat-sifat yang dimiliki seorang anak dengan kecerdasan Eksistensial adalah anak suka bertanya soal kebenaran dan inti persoalan, kritis, suka merenung dan melakukan refleksi diri serta senang berdiskusi mengenai hakekat hidup.
Strategi Pembelajaran di Sekolah dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk.[5]
Untuk
memaksimalkan proses pembelajaran saat di kelas diperlukan strategi
pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan majemuk yang
dimiliki oleh masing-masing anak. Strategi pembelajaran yang tepat akan
sangat menolong anak menangkap pelajaran dengan baik.
Saat mengajar anak dengan kecerdasan linguistik, metode yang digunakan adalah dengan bercerita, curah gagasan (brainstorming) dan dengan tape recorder atau menulis jurnal. Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan logis- matematis yang digunakan adalah dengan kalkulasi dan kuantifikasi, klasifikasi dan kategori atau penalaran ilmiah.
Sedangkan anak dengan kecerdasan visual dan spasial strategi pembelajaran dengan visualisasi, penggunaan warna, gambar dan sketsa gagasan serta simbol grafis. Anak yang memiliki kecerdasan musik mengajarnya dengan irama, lagu, rap, senandung dan konsep musikal serta dengan musik suasana. Anak dengan kecerdasan interpersonal dapat belajar dengan barbagi rasa dengan teman sekelas, kerja kelompok, permainan dan simulasi.
Apabila mengajar anak dengan kecerdasan intrapersonal dapat menggunakan refleksi, hubungan materi dengan pengalaman pribadi, waktu memilih dan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan serta perumusan tujuan. Jika anak memiliki kecerdasan kinestetik dapat belajar dari teater kelas, konsep kinestetis dan peta tubuh. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis dapat belajar dengan jalan-jalan di alam terbuka dan melihat ke luar jendela serta tanaman sebagai dekorasi atau membawa hewan piaraan di kelas.
Sedangkan anak dengan kecerdasan eksistensial[6] untuk
mengembangkannya yaitu dengan mendengarkan kotbah, membaca buku-buku
rohani , filsafat, buku theologia, mengadakan refleksi diri, menghadiri
upacara kematian, diskusi dengan ahli filsafat dan theolog, mengikuti
reatreat dan dinamika kelompok
No comments:
Post a Comment